Minggu, 03 Desember 2017

Kajian Islam Kontemporer November


Pada Jum'at, 24 November 2015 lalu, Peserta Rumah Kepemimpinan Regional 2 Bandung berkesempatan didatangi oleh salah satu Founding Father dari RK sendiri yaitu KH. Drs. Musholli. beliau datang, bersilaturahmi dengan para peserta dan membagi pengetahuan Islam Kontemporer dengan peserta.

Kajian Islam Kontemporer tersebut bertempat di Masjid An-Nur dekat asrama RK Bandung. Di kajian tersebut beliau mengingatkan kepada para peserta bahwa kondisi umat Islam saat ini tidak stabil. Umat Islam di Timur Tengah mengalami konflik berkepanjangan dan hal ini diperparah oleh tidak bersatunya umat Islam di Timur Tengah karena urusan kepentingan dan politik.

Di Indonesia sendiri, keadaan umat Islam juga mengalami permasalahan akan berperilaku moderat dalam hidup berbhineka. mendalami agama Islam bukan berarti menjadi ekstrim dan congkak dengan kebenaran agamanya. tetapi harus tercermin dalam sikap yang ramah dan membawa kebaikan di lingkungan apapun.

dari kajian tersebut, para peserta mengambil banyak sekali pelajaran hidup dalam bermasyarakat

Jumat, 03 November 2017


Kontribusi Pemuda dalam Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Kota/ Daerah

Oleh: Teguh Sarwono, S.Pd

Guru selalu update pada kehidupan anak muda. Sehingga pengetahuan guru akan terus terasa dan tidak selalu monoton walaupun siswanya itu-itu aja.
Tidak ada yang dapat menghindari dari unsur-unsur politik di dunia ini. Semua apa-apa harus hadapi dan cerdas dalam memahami politik. Karateristik pada generasi millenial saat ini memiliki ciri berbeda pada anak-anak muda dan sangat berbeda pada generasi-generasi sebelumnya.
Apa yang dapat dilakukan oleh pemuda dalam kontribusi pada kebijakan strategis pemerintahan?
Komunitas Deutschclub Bandung adalah komunitas yang dibuat oleh Kang Teguh Sarwono, tujuannya merubah paradigma untuk meningkatkan belajar bahasa Jerman. Apa yang kalian pikirkan tentang negara Jerman? Dan mengapa harus belajar bahasa Jerman? Komunitas ini juga memiliki kegiatan untuk membantu pelaksanaan Olimpiade Bahasa Jerman khususnya di Kota Bandung. Dan tidak kalah penting komunitas ini juga memiliki hubungan atau relasi persahabatan antara Indonesia-Jerman.
Hubungan antar pemerintah tidak cukup hanya kedua pemerintahan tersebut, dibutuhkan komunitas/ organisasi pemuda dan tentunya masyarakat.

Pemerintah memiliki undang-undang terkait kepemudaan, sehingga pemuda memiliki hubungan dalam pembangunan pemerintahan nasional umumnya.  Tentunya pemerintah memiliki kewajiban untuk menata dan melayani pemuda untuk membangun Indonesia melalui kreatifitas oleh tangan-tangan pemuda.

Sabtu, 13 Mei 2017

[kepemimpinan para nabi episode 5]

Leaders and Leadeship
[kepemimpinan para nabi episode 5]
Daud dan Sulaiman
[kisah satu: Bayi yang ingin dibelah]


Gambar: Wikipedia
               
Situasi sangat tegang dikerajaan saat itu. Tegang sekaligus bingung. Dihadapan Daud terdapat dua wanita yang saling mengaku ibu dari seorang bayi dan meminta keadilan kepadanya untuk menyelesaikan permasalahan ini. wanita yang satu berumur lebih tua dari pada wanita yang mengaku ibu yang lain. Keduanya tiba-tiba datang kehadapan Daud AS dan membuat heboh penduduk. Kejadian aneh ini sangat jarang terjadi ditempat manapun.

Bagaimana bisa tidak ada saksi satupun yang mengetahui tentang bayi ini. Pikirnya

Diminta keadilan, sebuah keputusan akhirnya keluar dari raja yang terkenal hebat mengalahkan Jhalut ini

“Ibu dari anak ini adalah si wanita yang lebih tua” katanya

Sebuah keputusan yang keluar dari logika Daud AS, “mana mungkin orang yang tua berani berbohong sampai mengaku anak orang lain”. Kecenderungan untuk menentukan seseorang yang berbohong pasti tertuju kepada yang muda, karena ada rasa “kasihan” untuk menunjuk yang lebih tua

Si wanita tua senang dengan keputusan Daud tapi tidak dengan Si wanita muda. Si wanita muda mengajukan penkajian ulang terhadap keputusan tersebut karena tidak berdasar.

Mendengar perkataan si wanita muda, Daud meragukan keputusannya karena memang keputusan tersebut diambil dengan penilaian yang sangat subjektif.

“memenangkan perang lebih mudah daripada menyelesaikan persoalan seperti ini” pikir lebih lanjut raja sekaligus nabi yang berlatar belakang komandan perang ini.

Dipanggil-lah Sulaiman, anaknya yang terkenal cerdas dan sudah mempelajari banyak ilmu sejak kecil

Dimintalah pemikiran Sulaiman untuk membantu ayahnya menyelesaikan permasalahan ini

Setelah mendengar semua detail permasalahan, berkatalah Sulaiman “Agar keduanya dapat 

merasakan hasil yang adil, maka belah saja bayi ini dari ujung kepala sampai bawah!”
Setelah mendengar perkataan itu, secara cepat, Si Wanita muda meminta agar tidak dilaksanakannya keputusan tersebut dan lebih baik menyerahkannya kepada Si wanita tua.

Mendengar ucapan Si Wanita muda, Sulaiman tersenyum

“ Ibu ini (Si wanita muda) lah ibu dari anak itu!”

“Sesungguhnya seorang ibu tidak akan rela anaknya untuk disakiti sedikitpun”

Kisah ini menyiratkan ilmu dalam kepemimpinan bahwa konsensus atau diskusi dengan orang lain yang juga berilmu dapat membantu memberi keputusan yang adil seperti yang dilakukan Daud dan Sulaiman. Keputusan juga harus didasarkan pada logika yang kuat dan fakta sehingga keputusan dapat diterima dengan baik.

Materi oleh Bachtiar Firdaus

Ditulis oleh Rizal Al Fahmi

Senin, 14 November 2016

Minggu, 23 Oktober 2016

Gramedia Karawang, Al Hikam, dan MADILOG




7:19
Senin, 24 Oktober 2016

     Kemarin minggu, saya membeli dua buku di Gramedia Karawang. Ya, sekarang Karawang sudah ada gramedia. Perusahaan jual buku paling bergengsi (menurut saya) itu baru di buka sekitar seminggu yang lalu. Ketika saya baru menginjakan kaki di karawang setelah perjalanan melelahkan dari Bandung, tidak perlu waktu lama saya langsung pergi kesana untuk memenuhi dua nafsu saya. Pertama nafsu otak saya yang kebelet membeli dan membaca buku. Dan yang kedua, nafsu kuriositas diri, seperti apa gramedia karawang?.

    Setelah bertemu orang tua, perjalanan menuju gramedia pun dilakukan. Ketika sampai, tidak perlu berpikir lama untuk menyimpulkan bahwa gramedia Karawang merupakan gramedia terbagus dari yang sudah pernah saya kunjungi (gramedia Bandung dan depok). Gramedia yang kelihatan modern dan elit dibanding dengan yang lain. Cocok untuk masyarakat Kota Karawang sekarang yang lebih borjuis. 

   Disana saya membeli dua buku . Kitab Al Hikam karya Ibnu Athailah As-Sakandari dan MADILOG karya Tan Malaka. Dua buku menarik yang mengajak pembacanya berpikir dengan pembahasan yang jauh berbeda. Yang  satu buku rujukan ilmu tasawuf dan yang satu lagi buku filsafati materialisme. DAlam satu malam saya sudah melahap  BAB-BAB awal dari kedua buku tersebut. Pada post selanjutnya akan saya jelaskan secara singkat apa yang disampaikan pada awalan dua buku tersebut dan juga tanggapan terutama  terhadap pemikiran Tan Malaka pada BAB 1 dengan judul Logika Mistik yang menurut saya merupakan kesalahan berpikir. Karena keterbatasan waktu pada hari ini saya tidak bisa tulis hal tersebut hari ini. Kemungkinan besar besok mungkin buah pikiran saya itu dapat tertulis.   

Minggu, 16 Oktober 2016

Jumat, 15 Mei 2015

Pola Pergerakan Mahasiwa Dulu, Sekarang, dan Nanti

      Mahasiswa identik dengan pergerakannya. Pergerakan yang dimaksudkan adalah tindakan-tindakan mahasiswa dalam membuat lingkungannya lebih baik yang dilakukan secara massal. Pergerakan sangat erat dengan mahasiswa karena mahasiswa mempunyai kewajiban selain belajar dan meneliti tetapi juga untuk mengabdi kepada masyarakat.

            Seiring bertambahnya waktu, pola pergerakan mahasiswa secara perlahan berubah. Perubahan ini didasari oleh dua hal yakni perkembangan teknologi dan permasalahan-permasalahan kontemporer. Perkembangan teknologi tidak dapat dipungkiri mengubah sebagian besar dunia dibanyak aspek, teknologi sekarang memudahkan manusia untuk beriteraksi satu sama lain. penyampaian aspirasi mahasiswa kepada pemerintah yang dulu dilakukan langsung mendatangi kantor lembaga pemerintah, sekarang bisa dilakukan melalui surel atau telepon yang lebih praktis digunakan. Permasalahan-permasalahan kontemporer yang lebih kompleks dari pemsalahan jaman dahulu membuat pola pergerakan mahasiswa pun berkembang seiring berjalannya waktu.

            Saat sebelum terjadinya reformasi, pergerakan mahasiswa didominasi oleh kegiatan demonstrasi. Hal ini mungkin dikarenakan masih kentalnya semangat nasionalisme setelah mengusir Belanda dengan cara fisik. Pergerakan mahasiswa saat zaman Presiden Soekarno dan Soeharto dilakukan dengan cara demonstrasi, mempermalukan pejabat didepan umum, dan mengkritik dimedia massa. Kata-kata kasar sering diucapkan dalam menghina pejabat negara agar mendapat perhatian dan aspirasi mahasiswa terdengar.

            Saat ini, pola pergerakan mahasiswa lebih menekankan pada aksi dan etika. Pergerakan mahasiswa sekarang lebih menyukai cara membentuk organisasi yang berkontribusi pada masyarakat di banding menunggu kebijakan yang dibuat pemerintah. Hal itu tercermin dalam organisasi-organisasi seperti Taman Ilmu, Aliansi BEM SI, dll. Pergerakan mahasiswa saat ini juga menelankan dalam segi etika yang terlihat dari lebih seringnya acara-acara diskusi dengan pihak pemerintah dibanding acara demonstrasi yang turun kejalan. Saat diskusi pun mahasiswa lebih bisa mengontrol emosinya dibanding saat pra reformasi yang ditunjukan dalam kata-kaanya yang tidak kasar dan menghargai pendapat dari pihak pemerintah,


            Dimasa depan, pola pergeakan mahasiswa saya prediksi tidak aka jauh berbeda dengan pola pergerakan mahasiswa saat ini tetapi pemakaian teknologi informasi akan digunakan secara lebih efisien dalam menyampaikan aspirasi. Pengawasan kinerja pemerintah akan sangat mudah dilakukan oleh mahasiswa dan pembetukan gerakan massal mahasiswa akan lebih gampang terorganisir karena teknologi informasi yang lebih canggih.  


#SOLVIII